Facebook Libra Ditinggal Banyak Investornya
Oketekno – Pada awal perkenalannya memang begitu menjanjikan, dikarenakan layanan transaksi digital menjadi sesuatu yang sudah dibutuhkan oleh banyak kalangan sekarang ini. Terlebih yang berencana untuk membuatnya adalah perusahaan Facebook dimana sudah dipercaya dan memiliki banyak pengguna di seluruh Dunia.
Banyak kalangan akan merasa tertarik bergabung di awalnya, namun sayang kini satu per satu mitra kerjasamanya rontok setelah layanan Facebook Libra terkendala masalah izin. Bukan cuman itu saja, sekarang ini penerbitan layanan uang digital tersebut juga terancam untuk rilis di seluruh Negara. Hal itu disebabkan beberapa Pemerintah sudah memutuskan untuk menolaknya.
Simak Nih: Ternyata Facebook Pakai Angka Untuk Terjemahan Kontennya, Kok Bisa?
Informasi terbaru melaporkan kalau 7 investor telah mundur dari proyek ini dan tak ingin lagi bisnisnya terseret dampak kontroversi dari uang digital tersebut. Meski demikian, raksasa sosial media ini tetap bertahan dan berambisi untuk meluncurkan proyek tersebut. Baru-baru ini dilaporkan kalau Libra Association baru saja mengumumkan 21 anggota pendiri dan para petinggi perusahaan.

Sebagaimana dilansir dari CNBC International, pada hari Senin kemarin mereka telah mengadakan pertemuan di Jenewa, Swiss untuk melakukan penandatanganan piagam Libra Association. Kemudian untuk dewan Direksi juga sudah terbentuk, dimana terdiri dari 5 orang. Beberapa diantaranya yakni David Marcus yang memimpin project Libra, Andreessen Horowitz (PayU), Kiva Microfunds dan Xapo Holdings.
Perlu diketahui bahwa Libra Association ini merupakan lembaga organisasi yang mengelola keuangan Facebook Libra. Dimana untuk Organisasi nirlaba ini telah menargetkan memiliki 28 investor untuk melakukan hak voting. Kemudian untuk mendapatkan hak ini, mereka setidaknya harus menyuntikkan dana sebesar US$ 10 juta.
Rencananya Libra akan dikaitkan dengan mata uang resmi dunia sehingga pergerakan harganya akan mengikuti mata uang resmi tersebut. Dan Facebook Libra rencananya akan dirilis pada awal tahun 2020 mendatang. Akan tetapi kini masih menghadapi berbagai macam rintangan, terlebih dari bank sentral. Dikarenakan dikhawatirkan kalau layanan ini nanti malah bisa mengacaukan keuangan dunia.
baca juga: Setelah Bertahan, Kedua Perusahaan Besar Ini Akhirnya Tinggalkan Facebook Libra Juga